loading...
1.
keadaan pembaca,
adalah dalam keadaan punya
wudhu, baik berdiri maupun duduk dilakukan dalam keadaan tenang, menghadap
qiblat dan menunduk.
Tidak duduk bersila, tdk
duduk bersandar dan tdk duduk seperti duduknya orang yg sombong.
jika membacanya dalam
keadaan tdk punya wudhu atau membacanya sambil tiduran maka ini juga mempunyai
fadhilah tetapi fadhilahnya lebih bawah daripada yg awwal.
2.
ukuran bacaan,
bagi pembaca qur'an
mempunyai kebiasaan yg berbeda2 dalam banyak dan sedikitnya bacaan. yg ma'tsur
dari utsman, zaid bin tsabit, ibnu mas'ud dan ubai bin ka'b rodhoyallohu anhum
adalah menghatamkan qur'an setiap jum'at dan membaginya dalam 7 hizb.
3.
Tartil,
tartil dianjurkan dalam
membaca qur'an karena maksud membaca qur'an adalah tafakkur dan tartil jelas
dibutuhkan jika akan tafakkur.
ibnu abbas rodhiyallohu
anhuma berkata :
" membaca surat
albaqoroh dan ali imron dengan tartil dan tadabbur lebih kusukai daripada
membaca seluruh al qur'an dengan terburu buru "
terlihat bahwa tartil dan
pelan2 adalah lebih dekat pada penghormatan dan lebih merasuk kedalam hati
daripada cepat2 dan terburu2.
4.
menangis,
membaca sambil menangis
dianjurkan, sumbernya adlah kesedihan dan hal tsb bisa terjadi dengan cara
ta'ammul/merenungkan ayat2 yg didalamnya terdapat peringatan, ancaman dan janji
kemudian merenungkan kesalahan2nya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,
maka jadilah dia bersedih dan menangis.
5.
menjaga hak2nya ayat,
yaitu ketika membaca ayat
sajdah maka bersujud,
begitu pula jika mendengar
ayat sajdah dari orang lain juga sujud jika yg membaca sujud.
jangan sujud kecuali dalam
keadaan wudhu, dikatakan dalam kesempurnaannya adalah takbirotul ikhrom dengan
mengankat kedua tangan kemudian bertakbir utk turun menuju sujud kemdian
bertakbir utk naik kemudian salam.
6.
ketika mulai membaca mengucapkan :
" a'udzubillahis
sami'il 'aliim minas syaitoonirrojiim "
ketika ditengah2 bacaan
membaca ayat tasbih maka betasbih dan bertakbirlah, jika membaca ayat istighfar
maka berdoa dan beristighfarlah, ketika membaca ayat harapan maka memintalah
dan ketika membaca ayat ancaman maka mintalah perlindungan, semua itu dilakukan
baik dengan lisan maupun dengan hati.
7.membacanya
secara pelan agar jauh dari riya'/pamer dan kepura2an,
ini lebih utama bagi orang
yg khawatir riya' pada dirinya.
adapun bagi yg tdk khawatir
riya' dan tdk khwatir mengganggu orang yg
edang sholat maka membaca
qur'an dengan jahr/keras lebih utama karena lebih banyak amalanya dan bisa
membangunkan hatinya pembaca, bisa memusatkan perhatiannya pada tafakkur, bisa
menolak ngantuk dan menambah semangat dalam membaca juga bisa mengurangi kemalasannya
dalam mebaca,
oleh karenanya kapan saja
niat2 ini hadir maka membaca secara jahr/keras lebih utama.
8.
memperbagus bacaan dan mengurutkannya tanpa meperpanjang yg sangat sehingga
merubah susunan bacaan,
meperbagus bacaan hukumnya
sunnah, dalam hadis :
" hiasilah alqur'an
dengan suara kalian "
hadis yg lain :
" tidak termasuk
golongan kami orang yg tdk melagukan al qur'an "
Nabi shollallohu alaihi
wasallam mendengar bacaannya abu musa al asy'ari kemdian beliau bersabda :
" orang ini telah
diberi dari serulingnya keluarga dawud "
wallohu a'lam.
sumber : kitab mau'idhotul
mukminin
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Adab – Adab Dalam Membaca Al-Quran dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2016/01/adab-adab-dalam-membaca-al-quran.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)