loading...
Asal Usul Kota Makkah dan Ibadah Haji - Saudara saudari ku yang ku muliakan, riwayat
Shahih Bukhari tentang sejarah makkah dan sejarah haji yang telah dimulai,
dimulai dari mulai zaman Nabiallah Ibrahim Alaihi salaam, bahwa Allah telah
memerintahkan sebagaimana riwayat shahih bukhari dalam hadits yang panjang
Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa istinya yaitu Siti Hajar
bersama anaknya yaitu Nabi Ismail yang masih bocah di bawa ke makkah al
mukaromah, di Makkah belum ada penduduknya saat itu masih padang pasir yang
sangat kosong tidak ada satu manusia, tidak ada hewan bahkan tidak ada tumbuhan
disitu barangkali ada hewan hewan didalam tanah yang berbisa (berupa
kalajengking atau lainnya) biasa itu hewan penghuni padang pasir selalu ada.
Maka Siti Hajar ditinggal disitu bersama putranya Ismail oleh Nabiyallah
Ibrahim alaihi salam, maka berkatalah Siti Hajar wanita sholehah luar biasa,
wanita itu konon lebih sering disebut lemah, wanita lebih lemah dari pria.
Namun terbukti bahwa wanita sholehah yang berhati baja sangat membawa
keluhuran. Siapa? Siti Hajar alaiha salam salah satu contohnya. Ia ditinggalkan
oleh suaminya Nabi Ibrahim bersama bayinya Nabi Ismail alaihi salam.
Maka berkata Siti Hajar :
“Wahai Ibrahim, mau kemana kamu
meninggalkan kami?”,
apakah kau akan tinggalkan kami di lembah
ini?”,
maka Ibrahim alaihi salam tidak tega
menjawab, diam saja dan terus melangkah lalu dikejar oleh Siti Hajar dan
berkata :
“wahai Ibrahim kau tinggalkan kami, betul
disini? tempat yang tidak ada tempat berteduh sekalipun, apalagi hewan,
tumbuhan dan manusia?”
Nabi Ibrahim diam, Siti Hajar bertanya
untuk kali yang terakhir,
Ia berkata
“ya Ibrahim, ‘Aaallahu Amaraka bihaadza?,
wahai Ibrahim apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat ini? meninggalkan kami?
Allah yang perintahkan?”,
Nabi Ibrahim berkata “na’am” (betul)
Maka ucapan Siti Hajar ini menjadi cermin
bagi semua pria dan wanita yang beriman hingga akhir zaman seraya berkata siti
hajar : “idzan Laa yudhayyi’naa”, kalimat singkat ini membuka rahasia keluhuran
hidup sepanjang zaman hingga akhir zaman berakhir hingga manusia menghadap
Allah. Apa?
“Kalau sudah Allah yang perintah, tidak
akan Dia mengecewakan kami”
Itu keyakinan bisa membuat kesuksesan
berpuluh ribu tahun tidak akan pernah berakhir, karena kalimat itu membuat kita
menjadi abadi di dalam keluhuran. Wafat, keluhurannya abadi dunia dan akhirat.
Maka Siti Hajar pun tenang, kalau Allah yang perintah tenang, Subhanallah!!.
Kalau kita ditinggal suami atau istri, ditinggal oleh istrinya atau ditinggal
oleh suaminya nggak tenang. Ini malah tenang, Allah yang perintah. Seribu suami
itu tidak ada artinya dibanding kalau perintah Allah.
seribu istri pun tidak ada artinya kalau
sudah perintah Allah, semestinya demikian, tapi kan kita tidak semuanya mampu.
Maka Siti Hajar melihat bocah yang masih kecil Nabi Ismail kehausan, naik ke
bukit Shofa barangkali ada kafilah yang lewat, barangkali ada yang lewat
kafilah bisa minta air, bisa minta makanan tapi tidak ada, masih penasaran naik
ke bukit Marwah, lihat kiri kanan depan belakang nggak ada turun lagi, melihat
bayinya mulai nangis kehausan, naik lagi ke bukit Shofa sampai tujuh kali, kali
yang ke tujuh adalah di bukit Shofa, Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa Marwah
Shofa, di dekat bukit Shofa ia lihat Jibril alaihissalam, Malaikat Jibril
alaihissalam turun dan berkata : Jangan kau takut dan jangan kau risau, anak
ini dan ayahnya akan membangun Baitullah Ka’bah AlMusyarofah di tempat ini,
jangan kau takut.
Maka keluarlah air dari dekat kakinya
Siti Hajar alaihassalam lalu Siti Hajar langsung mendekati air itu dan berkata
“zam…. Zam…” yang artinya “berkumpul.. berkumpul..”, sampai sekarang disebut
air zam zam. Air itu pun dikumpulkan karena kan tanah, tanah kan kalau kena air
berlumpur, jadi dibikin semacam pagar jadi lumpurnya kering sendiri di
pinggirnya jadi air itu tidak tumpah kemana – mana dan dibikinkan semacam bukit
kecil oleh Siti Hajar alaiha salam. Itu awal nama kalimat zam zam, dari ucapan
Siti Hajar “zam zam”, yang artinya “kumpul kumpul” agar airnya tidak tumpah
mengalir kemana mana, maka ia pun minum ternyata rasanya lebih lezat dari semua
air.
Kita lihat asal muasalnya air zam zam itu
darimana. Air itu beda rasanya dengan semua air yang ada di dunia, asal
muasalnya dari kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan,
tidak akan Dia mengecewakan kami. Kesabaran dan keteguhan cahaya iman itulah
yang membuat air zam zam itu membawa manfaat yang lebih dan juga membawa rasa
yang lebih daripada semua air yang ada di muka bumi. Sebab apa? sebab taqwanya
Siti Hajar alaiha salam dan kesabarannya terhadap perintah Allah. Air zam zam
jadi air yang paling mulia di dunia, demikian dijelaskan didalam kutubulfuqaha
(kitab kitab pembahasan para ahli fiqih), namun ada air yang lebih mulia dari
air zam zam, tapi kita tidak kebagian, yaitu air yang keluar dari jari – jari
Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam, tidak ada bandingannya dengan air
yang ada di surga pun, masih lebih mulia air yang keluar dari jari – jari
Rasulullah sholallahu alihi salam, karena keluar dari belahan tubuh Sayyidina
Muhammad sholallahu alihi salam. Sedangkan Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi
Ismail dan semua manusia dibawah panji Muhammad Rasulullah sholallahu alihi
salam.
Kembali kepada cerita air zam zam ini,
sejarah air zam zam. Lalu kafilah lewat, melewati lembah Makkah, belum ada
orang di Makkah belum jadi kampung, belum ada orang masih sepi, saat itu
kafilah melihat ada burung, ini burung yang seperti ini menunjukkan ada air
dekat sini, kita puluhan tahun lewat sini tidak pernah ada air, demikian
riwayat Shahih Bukhari dengan hadits yang panjang.
Maka, ayo coba kita lihat kesebelah situ,
dilihat ditemukanlah satu danau kecil yang airnya terus mengalir deras,
dipinggirnya duduk seorang wanita bersama bayinya yaitu Siti Hajar dan Nabi
Ismail alaihimasshalaat wa alayhimassalaam, maka berkatalah mereka: “wahai ibu,
boleh kami minum dari air ini?”, menjawab siti Hajar : “boleh, tapi bukan milik
kalian”. Karena di zaman itu kalau bukan miliknya nanti diusir Siti Hajar dari
situ, cara mereka di zaman itu. “silahkan minum Tapi bukan milik kalian, minum
boleh, ambil semua silahkan, air tidak ada habis – habisnya. Mereka minum,
diberikan minum pada hewan – hewan, mandi, semua mereka memakai air tidak habis
– habis, terus keluar, keluar, keluar. Ini air ajaib, kalau begitu kita bikin
kampung saja disini, kalau ada air ajaib ini semua orang butuh air, semua orang
banyak lewat sini, kafilah, yang mau ke Irag yang mau ke wilayah mana yang
lewat di situ banyak, pasti akan berhenti di sini, karna ada danau yang tidak
ada habis habisnya dan rasanya berbeda, mulailah mereka membuat perkampungan,
itulah sejarah kota Makkah. Jadi Sejarah Kota Makkah itu berasal dari wanita
yang shalehah Siti Hajar alaiha salam.
Saudara saudariku yang kumuliakan,
Saya kembali kepada kalimat “idzan laa
yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.”,
jadilah kota Makkah, jadilah air Zam zam, jadilah Shofa dan Marwah itu harus di
lewati dari rukun haji, bolak balik melewati langkah kaki kesabaran Siti Hajar
alaihassalam, untuk menyelamatkan Nabi Ismail dari Shofa marwa Shofa Marwa
bulak balik 7 kali itu menjadi rukun Haji.
Untuk mengambil keberkahan yang di
perbuat Siti Hajar alaiha salam. Kemudian Siti Hajar makin lanjut usia dan Nabi
Ibrahim juga semakin dewasa lalu menikah, setelah menikah maka Siti Hajar
alaiha salam wafat, berkatalah Siti Hajar alaiha salam “hai anakku Ismail,
nanti ayahmu akan datang, dulu saat kau masih bayi, aku di datangi Jibril saat
mencari air sampai di bukit Shofa bertemu Jibril, kata Jibril engkau dan ayahmu
akan membangun Baitullah di sini, kalau ayahmu datang nanti aku sudah wafat
sampaikan salamku padanya dan engkau akan membangun Baitullah bersama ayahmu”.
Tidak lama datanglah Nabiyullah Ibrahim yang sudah lanjut usia, berjumpa dengan
nabi ismail dan mereka saling berpelukan, kembali saling kenal karena keduanya
adalah Rasul nya Allah subhanahu wata'ala.
Maka berkatalah Nabi Ibrahim :“kemana
ibu?”, “ibu sudah wafat ayah”. “iya kita di perintah untuk membangun Baitullah
di sini”
Merekapun membangun Baitullah, Baitullah
itu sudah ada dari zaman Nabi Adam, dalam kitab kitab tafsir, Ka’bah itu
diturunkan dari langit oleh Allah subhanahu wata'ala, untuk supaya Nabi Adam
kalau rindu bisa lihat Ka’bah, kalau rindu kepada Allah, ka’bah diturunkan dari
sorga, dan Posisi ka’bah itu sejajar langsung dengan Arsy nya Allah subhanahu
wata'ala, hadirin hadirat namun hancur setelah kena banjir dan usia puluhan
ribu tahun, juga banjir Nabiyallah Nuh dan lain sebagainya tidak ada lagi yg
tersisa, maka jauh lama waktu kemudian barulah disuruh bangun lagi. Dibangun
oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim diam saja karena sudah lanjut
usia, Nabi ismail ambil batanya, batanya terbuat dari tanah, satu satu di susun
terus, Nabi Ibrahim yang menaruh, Nabi smail yang mengambil, terus sampai
kemudian selesai mereka mengelililnginya selama 7 kali, sambil memeriksa apakah
masih ada yang lowong atau masih ada celah, setelah 7 kali di putari maka
berdiri Nabi Ibrahim di tempat yang kini di sebut makam Ibrahim, tapi sudah
diratakan oleh masa sempalan abad ke 18 ini, mereka mengatakan itu syirik dan
harus diratakan, padahal disitu ada telapak kaki Ibrahim diatas batu jelas
terlihat, kalau kalian beli foto Ka’bah zaman dahulu, kalian akan lihat ada
semacam kubah yang terbuat dari emas itu adalah telapak kaki Nabi Ibrahim
didalamnya ditutup seperti kawat emas, diatasnya ada sedikit kubah seperti
masjid kecil, itu dekat Ka’bah, itu maqam Ibrahim, Sunnah shalat sunnah disitu,
bukan makamnya bermaknay kuburan, namum “maqaam” berarti tempat berdiri.
Nabi Ibrahim berdiri di tempat itu dan
berdo’a "Rabbana taqabbal minna, innaka antassamii’ul ‘aliim."
tu do’anya Nabi Ibrahim saat selesai
membangun Ka’bah, maka itulah salah sebagian dari sejarah haji, kita mengenal
minah dengan melakukan Sa’i naik turun kesana kemari, kenapa? Karena kita tidak
mampu mendapat perintah seperti Siti Hajar itu tapi paling tidak Allah ttidak
mau ummat ini tidak kebagian pahalanya, harus kebagian pahalanya juga,
pahalanya Siti Hajar, bagaimana cara melibatkannya, ikut melintasi langkah
langkah yang dilewati Siti Hajar dari Shofah ke Marwah, lalu ummat ini tidak
kebagian pahalanya membangun Ka’bah seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ikut
tawaf, mengitari 7 kali sambil berdzikir, lalu tidak kebagian kemulian do’a
selesai membangun Ka’bah dengan do’a tsb, maka Ummat ini di sunahkan shalat
sunah di tempat berdiri dan berdo’anya Nabi Ibrahim alaihi salaam, arafah
adalah tempat berjumpanya Nabi Adam dan Siti Hawa, demikian salah satu
pendapat.
Demikian , Riwayat yang Shahih dari Shahih
Bukhari tetntang sejarah kota Makkah dan sejarah Ka’bah di bangun kembali.
Dari kalimat itu “idzan laa yudhayyi’naa”
kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.” Kalau begitu,
Dia Allah tidak akan mengecewakan kita… kalau sudah Allah yang perintah, ini
harus kita pegang, perintah Allah itu tidak akan membuat kita kecewa kalau kita
jalankan dengan benar, mampu tapi kalau kita tidak mampu lihat dari pada
kemuliaan yang Allah berikan kepada kita, kita di beri kesempatan untuk tawaf, sa’i,
untuk dapat keberkahan kemuliaan pahalanya.
Siti Hajar disaat dalam kehausan dan itu
tidak tahu bahwa langkah kakinya dari shofa ke marwa bolak balik itu akan Allah
jadikan di lintasi puluhan juta manusia, ribuan tahun setelah ia wafat kelak
untuk mendapatkan keberkahan pahala perbuatan sabarnya Siti Hajar alaihi
salaam.
Demikian juga kurban, kurban Nabi Ibrahim
alaihi salaam, kita siapa yang mampu disuruh menyembelih anaknya, kita kebagian
pahalanya menyembelih kurban. Hadrin hadirat riwayat shahih Muslim, Rasul
shallallahu 'alaihi wasallam sudah berkurban sebelum kita berkurban, pahala
kurbannya Rasul saw sudah sampai kepada kita sebelum kita lahir,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sudah
berkurban dengan do’a :
“Wahai Allah terimalah kurban ini dari
muhammad, dari keluarga Muhammad, dari ummat Muhammad”.
Seluruh Ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sudah
kebagian pahala kurbannya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk
seluruh ummatnya, di Hadits lain, untuk ummatku yang berkurban.
Kita berkurban untuk mendapatkan pahala,
namun siapa yang diantara kita yang mau berkurban untuk Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, berkurbannya berkorban untuk Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam.
Wallahu`alam
Oleh : Almarhum Almaghfurlah Habibana
Munzir Alaihi Rahmatullah
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Asal Usul Kota Makkah dan Ibadah Haji dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2014/09/asal-usul-kota-makkah-dan-ibadah-haji.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)