Info Terbaru
Loading...
7 Maret 2013

Kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah

Kamis, Maret 07, 2013
loading...

Kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah
Di dalam Gua Tsur Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar ra bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy. Rasa lelah mengharuskan mereka beristirahat. Dan Abu bakar pun mempersilahkan kedua pahanya untuk dijadikan bantalan kepala Rasulullah. Keadaan begitu hening saat keduanya melepas lelah. Rasulullah saw memejamkan matanya sementara Abu Bakar ra mengawasi. Dalam penggalan waktu istirahat mereka, Abu Bakar yang terjaga melihat ular mendekati tempat mereka berdua.



Keringat dingin mengucur dari dahinya saat ular itu semakin mendekati kakinya. Hingga akhirnya sang ular menusukan taring tajamnya pada salah satu kaki Abu Bakar ra. Abu bakar berusaha menahan sakit dengan tidak menggerakan tubuhnya. Matanya berderai merasakan betapa sakit luka yang di derita. Hingga Rasululloh terbangun dan terkejut melihat keadaan sahabatnya. Sambil menahan rasa sakit bertuturlah Abu Bakar tentang peristiwa yang menimpanya. Kemudian Rasululloh berkata “Mengapa engkau tidak menghindarinya?” Sambil menahan rasa sakit Abu Bakar ra menjawab “Jika aku menggerakan kakiku, aku takut mengganggu istirahat engkau ya Rasulullah.”

Itulah sepenggal kisah cinta dua orang kekasih Allah. Pengorbanan Abu bakar ra adalah buah dari ketulusan cinta kepada Rasulullah saw. Dan memang seperti itulah seharusnya cinta, ia adalah manifestasi pengorbanan dari sang pecinta kepada yang dicintainya. Pengorbanan menjadi salah satu tolak ukur kedalaman cinta seseorang. Sementara tingkatan tertingginya adalah saat sang pencinta mengorbankan sesuatu yang paling berharga yang dimilikinya demi kebahagiaan orang yang dicintai.

Ibrahim as mematuhi perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya Ismail as karena cinta, walau saat penyembelihan Allah mengganti dengan seekor domba. Abdurahman Bin Auf mendermakan seluruh hartanya karena cinta, Ali Bin Abi Thalib menggantikan tidur Nabi saat hijrah karena cinta. Khansa menyuruh ketiga putranya berjihad di medan perang karena cinta. Para sahabat Rasulullah berperang demi tegaknya keadilan Islam dengan menggadaikan harta dan jiwa mereka karena cinta. Cinta suci nan hakiki yakni Cinta untuk yang menciptakan cinta, Allah swt. Tak ada parameter yang paling akurat menilai seberapa dalam cinta seseorang kecuali pengorbanan.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya),( QS.Al Ahzab :23 )

Begitu pula cinta kita kepada manusia, kepada orang tua, pasangan hidup, anak-anak, sahabat dan lainnya. Kebahagiaan bagi pecinta sejati adalah saat ia mampu mempersembahkan kebahagiaan bagi orang yang dicintainya walaupun terkadang harus ditukar dengan sesuatu yang paling berharga yang ia miliki.

Seorang ibu yang sering kali tak peduli dengan keadaan dirinya asalkan anaknya bahagia adalah bentuk pengorbanan atas nama cinta. Seorang ayah bersusah payah bekerja menafkahi keluarganya adalah bentuk pengorbanan atas nama cinta

Cinta dan pengorbanan adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sayap bagi sang burung untuk menjelajahi cakrawala, angin yang menerbangkan serbuk sari pada sang bunga, embun yang menghadiahi pagi dengan kesegarannya dan ruh bagi raga yang dicipta-Nya.
loading...

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)

 
Toggle Footer