loading...
Keutamaan dan Tanda Malam Lailatul Qadar - Ibnu Mas’ud meriwayatkan: Pada suatu
hari Nabi SAW bercerita kepada para sahabat Beliau mengenai seorang pria dari
keturunan Bani Israil yang menghunuskan pedangnya selama seribu bulan untuk
berperang di jalan Allah, dan para sahabat pun terkagum-kagum mendengar hal itu
lalu turunlah firman Allah SWT “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”(QS. Al-Qadr: 1) Dan pada surah ini
disebutkan “Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr:3)
Yakni, Allah akan mengganjar seseorang yang menghunuskan pedangnya untuk
berperang di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar dengan pahala yang lebih
baik daripada seribu bulan. Riwayat serupa juga disampaikan oleh Ibnu Abbas.
Dalam Kitab Al-Muwaththa’, Imam Malik
meriwayatkan, dari Ibnul Qosim dan Ulama lainnya, ia berkata: Aku pernah
mendengar sebuah riwayat dari orang yang aku percayai, ia berpendapat:
sesungguhnya Rasulullah SAW pernah diberitahukan tentang umur-umur yang dimiliki
oleh umat sebelum Beliau. Mendengar hal itu Beliau merasa khawatir apabila
umatnya nanti tidak mampu melakukan perbuatan baik seperti yang telah dilakukan
oleh umat-umat terdahulu karena umur mereka yang lebih panjang. Namun akhirnya
Beliau merasa tidak khawatir lagi, karena Allah SWT memberikannya dan umatnya
Lailatul Qadar yang dapat menggandakan perbuatan baik hingga seribu bulan
lamanya.
Mengenai penetapan Lailatul Qadar para
ulama berbeda pendapat namun yang lebih diunggulkan oleh kebanyakan para ulama
adalah bahwa Lailatul Qadar itu terjadi di antara sepuluh hari akhir bulan
Ramadhan. Inilah adalah pendapat yang disampaikan oleh Imam Malik, Imam
Syafi’i, Al-Auzai, Ibnu Tsaur dan Imam Ahmad.
Dan di dalam Kitab Fathul Baari mengenai
tentang Lailatul Qadar, ada empat puluh enam pendapat, mengenai hal ini Ibnu
Hajar memperdalam pembahasannya namun beliau menguatkan pendapat bahwa Lailatul
Qadar terjadi pada malam-malam yang ganjil di sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan.
Ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul
Qadar adalah malam yang kedua puluh tujuh. Pendapat ini adalah pendapat
beberapa sahabat yang terdekat dengan Nabi SAW yaitu Ali r.a, Aisyah r.a,
Mu’awiyyah r.a dan Ubay bin Ka’ab r.a.
Diantara dalilnya adalah riwayat Ibnu
Umar r.a., bahwa Nabi SAW pernah bersabda: ”Barang siapa yang ingin mendapat
keutamaan Lailatul Qadar, maka perbanyaklah ibadah pada malam ke dua puluh
tujuh.”
Dan kalau kita perhatikan kalimat
Lailatul Qadar pada Surat Al-Qadr disebutkan sebanyak tiga kali dan huruf-huruf
pada kalimat Lailatul Qadar itu berjumlah sembilan huruf dan apabila keduanya
(tiga dan sembilan) dikalikan maka hasilnya adalah dua puluh tujuh. Inilah
pendapat Abu Bakar Al-Warraq di dalam Kitab Tafsir Al-Qurtubi.
Al-Hasan meriwayatkan bahwa Nabi SAW
pernah memberitahukan tentang tanda-tanda Lailatul Qadar, Beliau bersabda:
“Sesungguhnya tanda-tanda Lailatul Qadar adalah malam itu sejuk dan terang,
tidak panas dan tidak juga dingin, matahari yang terbit di pagi harinya tidak
bersinar terang seperti biasanya.”
Ubaid bin Umair bercerita ketika pada
malam ke dua puluh tujuh dari bulan Ramadhan, aku sedang berada di
tengah-tengah lautan dan ketika itu aku mencicipi rasa air laut itu ternyata
tidak asin seperti biasanya, air itu segar dan tawar.
__________________
Alangkah baiknya setiap manusia itu
beribadah dengan sungguh-sungguh di awal Ramadhan sampai akhir untuk
mendapatkan Lailatul Qadar karena bulan itu yang bisa didapati oleh orang-orang
pilihan, semoga Allah memilih kita, Amien...
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Keutamaan dan Tanda Malam Lailatul Qadar dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2013/07/keutamaan-dan-tanda-malam-lailatul-qadar.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)