Info Terbaru
Loading...
7 Juli 2013

Hakikat Teman Sejati dalam Islam

Minggu, Juli 07, 2013
loading...
Hakikat Teman Sejati dalam Islam
Hakikat Teman Sejati dalam Islam - "Tidak ada sahabat sejati yang ikhlas dalam persahabatan kecuali sahabat yang mahu menemani kamu walaupun ia tahu akan aib/kecacatanmu dan mengampuni kamu atas dasar persahabatan yang mana ia tiada lain adalah Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebaik-baiknya orang yang kamu temani adalah orang yang meminta bersahabat denganmu bukan kerana sesuatu darimu yang bermanfaat kepadanya".


Al-Iman Ibnu 'Athaillah Rahimahullah berkata : Sebaik-baiknya sahabat yang kamu gauli adalah orang yang meminta kamu untuk bersahabat denganmu untuk kemanfaatan dirimu sendiri bukan kerana kemanfaatan baginya. Dan semua manusia tidak ada yang mahu bersahabat denganmu dengan tanpa ingin mendapatkan kemanfaatan darimu. Hanya Allah~lah yang meminta kamu dan melindungimu supaya kamu bahagia kerana dekat kepada~Nya dan bisa kembali dengan agungnya nikmat serta kebaikan yang diberikan kepada kamu.

Kebanyakkan insan di dunia yang fana ini, mereka saling berkomunikasi dan berhubung atas hajat individual, dengan makna yang satu memerlukan yang lain, mereka berhubung dengan akrab, rasa senang dan saling memuji agar keperluan masing-masing terpenuhi, dan apabila salah satu dari mereka menemukan 'aib/cacat dari lainnya, maka bisa jadi persahabatan berbalik arah menjadi permusuhan. Inilah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan memang sudah menjadi fitrah yang dititahkan bagi setiap insan. Hubungan antara sesama insan didasarkan atas pemenuhan hajat masing-masing.

Hajat itu sendiri ada yang berupa kebendaan (Maddiyah) atau (spiritual) Maknawiyah. Kalau pun ada orang yang mahu bersahabat dengan yang lainnya dengan tanpa menginginkan faedah atau hajat madiyah atau maknawiyah yang kembali kepadanya dan terus bersahabat walaupun ada kecacatan pada temannya maka ketahuilah bahawa itu hanyalah hayalan semata bukan yang sebenarnya. Tidak ada yang bersahabat denganmu dengan tanpa meminta kemanfaaatan darimu kepadanya, ia selalu memberikan kemanfaatan kepadamu, melindungimu dan menasihati terus walaupun kamu berlumuran dengan aib kecuali hanya satu saja iaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.

Persahabatanmu dengan~Nya tidaklah memerlukan lebih dari dua hal, iaitu :
(1) Ma'rifat (kamu mengenal~Nya)
(2) Jadikanlah Ia sahabat dengan memperbanyak zikir kepada~Nya.

Dengan ini persahabatamu akan selalu memberi kemanfaatan bagi dirimu sendiri. Kemudian mengenali persahabatan dua insan yang kerana Allah (redha~Nya) tidak bertemu atau berpisah kecuali kerana~Nya merupakan cabang atau buah daripada pertalian hubungan persahabatan yang sempurna dengan Allah.


[Imam Ibnu Athaillah Askandary]
loading...

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)

 
Toggle Footer