loading...
Pernahkah
anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab
menangis? Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun
kawan.
Bahkan
konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun
amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan
pun menghindar lewat jalan yang lain.
Terlepas
dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi
buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar sampai menangis
tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan.
Mengapa
"singa padang pasir" ini sampai menangis? Umar pernah meminta izin
menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang
sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah. Beliau hanya
berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di
dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.
Rasul
yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar
menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas
pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu
hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan kaisar duduk di
singgasana emas berbantalkan sutera".
Nabi
berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah
kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan
kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti
orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon,
kemudian berangkat dan meninggalkannya."
Indah
nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah
tempat pemberhentian sementara; tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita
meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.
Ketika
anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di Singapura. Atau anda
pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat mampir sejenak di Abu Dhabi. Anggap
saja tempat transit itu, yaitu Singapura dan Abu Dhabi merupakan dunia ini.
Apakah ketika transit anda akan habiskan segala perbekalan anda ? Apakah anda
akan selamanya tinggal di tempat transit itu ?
Ketika
anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk segera
meneruskan perjalanan anda.
Ketika
sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda
pulang kembali ke sisi-Nya. Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh
dengan bungkusan dosa anda, lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang
Mahsyar.
Sisakan
kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat.
Dalam
tujuh hari seminggu, mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar dan rasa
haus paling tidak dua hari dalam seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis.
Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda sisakan waktu barang
satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur'an. 8 jam waktu tidur .. mengapa
tdk kita curi 15 menit saja untuk sholat tahajud.
"Celupkan
tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya
tentang perbedaan dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia,
sedangkan sisanya adalah akherat" .
Bersiaplah,
untuk menyelam di "lautan akherat". Siapa tahu Allah sebentar lagi
akan memanggil kita, Bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah,
menangis pun kita tak akan punya waktu lagi.
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Tangisan Umar bin Khattab dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2013/03/tangisan-umar-bin-khattab.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)