loading...
Sejarah
dan awal mula Ka'bah sudah dimulai sejak manusia pertama diturunkan ke bumi, Adam. Kabah berbentuk bangunan
kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter. Kabah disebut juga dengan nama
Baitullah atau Baitul Atiq (rumah tua) yang dibangun dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as setelah Nabi Ismail berada di Mekah atas perintah
Allah.
Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.”
kalau
kita membaca ayat diatas, kita bisa mengetahui bawah Kabah telah ada sewaktu
Nabi Ibrahim AS menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Jadi Kabah telah ada sebelum Nabi Ibrahim AS menginjakan kakinya di Mekah.
“Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah
yang di Makkah yang diberkahi.” (Al-Imran, ayat 96).
Ka’bah
yang didirikan Ibrahim terletak persis di tempat Ka’bah lama yang didirikan
Nabi Adam hancur tertimpa banjir bandang pada zaman Nabi Nuh. Adam adalah Nabi yang
pertama kali mendirikan Ka’bah.
Pembangunan Ka'bah.
Setelah
Nabi Ismail tumbuh menjadi dewasa dan belajar bahasa Arab dari suku Jurham, beliau
juga menikah dengan salah seorang wanita dari mereka. Pada suatu saat, Nabi
Ibrahim datang ingin menjenguk putranya Nabi Ismail as. Ketika sedang meraut
anak panah, Nabi Ibrahim as pun datang. Nabi Ismail pun bangkit menyambutnya
dan mereka langsung berpelukan melepaskan rindu.
"Wahai anakku, sesungguhnya Allah menyuruhku
menjalanakan perintah," kata Nabi Ibrahim.
"Lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Rabbmu,"
sahut Nabi Ismail.
"Apakah engkau akan
membantuku?" tanya Nabi Ibrahim.
"Aku pasti akan membantumu, Wahai
Nabiyullah," seru Ismail.
Nabi
Ibrahim kemudian menunjuk ke tumpukan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya
seraya berkata, "Sesungguhnya Allah
menyuruhku membuat suatu rumah di sini."
Pada
saat itulah keduanya bahu membahu meninggikan pondasi Baitullah
Ismail
mulai mengangkut batu, sementara Nabi Ibrahim memasangnya. Saat hampir selesai
mengerjakannya, Ibrahim as merasa ada yang kurang pada Ka’bah. Kemudian ia
memerintahkan putranya, “Pergilah engkau
mencari sebuah batu lagi yang akan aku letakkan di Ka’bah sebagai penanda bagi
manusia.”
Isma’il
as mematuhi perintah ayahnya. Ia pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk
mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang
pada Isma’il as dan memberinya sebuah batu yang cantik. Dengan senang hati ia
menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya.
Ibrahim as pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.
Kemudian
Ibrahim as bertanya pada putranya, “Dari
mana kamu peroleh batu ini?”
Isma’il
as menjawab, “Batu ini aku dapat dari
yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.” Ibrahim as mencium batu itu lagi
dan diikuti juga oleh Isma’il as.
Begitulah,
sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad
itu.
Makam Ibrahim
Setelah
bangunan tinggi, Ismail membawakan sebuah batu untuk pijakan bagi Nabi Ibrahim
as. Batu itulah yang kemudian disebut sebagai tanda makam Ibrahim. Makam
Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim AS sebagaimana banyak orang berpendapat.
Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak disebelah timur Kabah. Di dalam
bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga
bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim AS berdiri
disaat beliau membangun Kabah bersama sama puteranya Nabi Ismail AS. Dari zaman
dahulu batu itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca
berbentuk kubah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim AS yang panjangnya
27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.
Mereka
pun terus menerus bekerja sambil mengucapkan doa, "Wahai Rabb kami, terimalah dari kami (amalan), sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Sampai akhirnya tuntaslah
pembangunan Baitullah itu. Ka'bah pun akhirnya berdiri di bumi Allah SWT.
dari berbagai
sumber
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Asal Mula Kabah dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2013/01/asal-mula-kabah.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)