loading...
Keteladanan Nabi Ibrahim - Perjalanan hidup manusia termulia
setelah Nabi Muhammad SAW ini adalah sebuah perjalanan peneguhan
tauhid. Ketaatan dan keimanan luar biasa yang dihadirkan oleh ayah dari dua
nabi dengan dua ibu yang berbeda, yaitu Nabi Ismail (dari bunda Hajar) dan Nabi Ishaq (dari bunda Sarah) Alahimus Salam, ini
adalah sesuatu yang berat ditunaikan oleh manusia pada umumnya. Sebuah
keteladanan yang mesti kita serap dalam kehidupan kita.
Nabi Ibrahim selalu berpijak di atas
kebenaran dan tak pernah berpaling meninggalkannya. Posisinya dalam agama
sangat tinggi (seorang imam) dan selalu total dalam mengabdi. Beliau pun tak
pernah lupa mensyukuri segala nikmat-Nya (QS an-Nahl: 120-121).
Nabi Ibrahim merupakan sosok pembawa
panji-panji tauhid. Perjalanan hidupnya sarat dengan dakwah kepada tauhid dan
segala liku-likunya (QS al-Mumtahanah: 4-5). Beliau selalu mengajak umatnya
kepada jalan Allah serta mencegah mereka dari sikap taklid buta terhadap ajaran
sesat nenek moyangnya (QS al-Anbiya: 52-58). Allah SWT memilihnya dan
menunjukinya ke jalan lurus serta mengaruniakannya segala kebaikan dunia dan
akhirat (QS an-Nahl: 121-122). Bahkan, Allah SWT mengangkatnya sebagai khalil
(kekasih). (QS an-Nisa: 125).
Perjalanannya merupakan cermin pendidikan
keagamaan yang disampaikan orang tua terhadap anak cucunya (QS al-Baqarah:
132). Bahkan, Nabi Ibrahim AS senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah SWT
untuk kesalehan anak cucunya (QS Ibrahim: 35 dan 40).
Perjalanan hidupnya juga mengandung
pelajaran berharga bagi para anak, karena beliau adalah seorang anak yang amat
berbakti kepada kedua orang tuanya dan selalu menyampaikan kebenaran kepada
mereka dengan cara yang terbaik (QS Maryam: 42-45). Ketika sang bapak, Azar,
sang pembuat patung Tuhan, menyikapinya dengan keras, Nabi Ibrahim tetap santun
dan berdoa untuk kebaikan ayahnya (QS Maryam: 47).
Kisah Nabi Ibrahim AS juga mengandung pelajaran berharga bagi
seorang ayah kepada anaknya bahwa selalu ada ruang untuk berpendapat atas
setiap keputusan sang kepala rumah tangga kepada anak-anaknya. Perintah
langsung Allah untuk menyembelih sang anak diberinya ruang berpendapat bagi
anaknya (QS as-Saffat: 102).
Perjalanan hidup sang pencetus agama
hanif ini adalah juga edukasi berharga bagi para suami istri. Asas membina
kehidupan rumah tangga tidak lain di atas keridaan perintah Allah SWT. Hal ini
tecermin dari dialog antara Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Hajar,
ketika Nabi Ibrahim membawanya beserta anaknya ke Kota Makkah yang masih tandus
dan belum berpenghuni atas perintah Allah SWT. "Apakah Allah yang
memerintahkanmu berbuat seperti ini?' Ibrahim menjawab, 'Ya.' Maka (dengan
serta-merta), Hajar mengatakan, 'Kalau begitu Dia pasti (Allah) tidak akan
menyengsarakan kami'." (LihatShahih Bukhari, No 3364)
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Keteladanan Nabi Ibrahim dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2013/04/keteladanan-nabi-ibrahim_23.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)