loading...
Kisah
Pemuda Susah yang Ingin Menikah - Inilah salah satu kisah
tentang seorang pemuda yang sudah kepingin menikah, namun orang tua melarangnya
dengan alasan klasik.
Begini
kisahnya...
Dia
seorang pemuda. Mahasiswa tingkat akhir. Dia sudah memiliki penghasilan dari
mengajar bimbel dan bantu-bantu ngajar di sebuah pondok pesantren. Namun
penghasilannya tidak tentu. Kadang cukup untuk membiayai hidupnya sendiri dalam
sebulan, kadang kurang. Kalau akhir bulan uangnya sudah habis, dia pun
menggunakan jurus sakti yaitu ngutang ke kawannya.
Sudah
sejak lama pemuda ini kepingin nikah. Namun keinginannya semakin menggebu di
tingkat akhir perkuliahan. Dia merasakan fitnah yang ada di sekitarnya sudah
sedemikian besar. Dia takut terjerumus pada perbuatan zina dan maksiat lainnya
yang bisa mengarahkan para perbuatan zina.
Pemuda
ini sempat mengutarakan keinginannya ini kepada kedua orang tuanya. Namun orang
tuanya belum mengizinkan dengan alasan klasik, karena dia belum lulus dan belum
punya pekerjaan tetap dan penghasilan yang memadai. Bahkan pemuda ini sempat
disidang oleh orang tua dan pamannya. Dalam persidangan, sempat terlontar
perkataan dari keluarganya –kurang lebih- begini:
“Bapak
dan Ibumu yang PNS saja masih kesulitan untuk membiayai keluarga.......”.
Namun,
pemuda ini telah membulatkan tekad. Dia harus segera menikah! Maka dia pun
terus berusaha untuk melembutkan hati kedua orang tuanya agar mau
mengizinkannya menikah dalam waktu dekat.
Karena
didorong oleh keinginan yang sangat kuat untuk segera menikah, maka –tanpa
sepengetahuan orang tuanya- mulailah dia mencari informasi seputar akhwat yang
siap nikah. Beberapa kali dia menjalani proses. Namun belum menemui kecocokan.
Hingga akhirnya dia mendapat informasi tentang seorang akhwat yang siap nikah yang
berada di luar kota. Langsung saja dia meluncur ke TKP untuk melihat akhwat
itu. Dan ternyata.......mereka mendapati kecocokan.
Sepulang
dari rumah si akhwat, pemuda ini pun pulang ke rumah orang tuanya untuk
menginformasikan prosesnya dengan seorang akhwat. Akhirnya.......singkat
cerita.....orang tuanya pun mengizinkannya menikah.
Saat
hendak menikah, kondisi perekonomian pemuda ini bisa dibilang sedang kurang
baik. Dia hanya punya uang untuk membeli mahar dan memberikan uang sekadarnya
untuk membantu pihak perempuan menyelenggarakan walimah. Dia belum ada uang
untuk biaya mengontrak rumah. Dan perlengkapan rumah tangga yang sudah dia
punya pun bisa dibilang sangat sederhana. Selama ini dia hanya tidur beralaskan
karpet dan kasur lantai yang tipis.
Namun
alhamdulillah, pertolongan Allah datang kepadanya. Ada seorang teman yang mau
meminjamkan uang untuk biaya ngontrak. Hingga akhirnya, jadilah dia menikah.
Kemudian, dia dan istrinya menempati rumah kontrakan yang cukup sederhana.
Masa-masa
awal pernikahan pun dilewati dengan hidup sederhana. Kesulitan ekonomi masih
sering terjadi yang membuat dia harus kembali mengeluarkan jurus yang biasa
digunakan orang di akhir bulan.
Singkat
cerita, dia sekarang sudah menjadi PNS. Dia juga sudah dikaruniai seorang anak.
Dan alhmadulillah kehidupannya sekarang bisa dibilang sudah cukup mapan. Bahkan
sekarang dia terlihat rajin mengikuti kajian keislaman yang rutin diadakan di
masjid dekat rumahnya. Dalam seminggu, ada beberapa kajian yang dia ikuti.
Sepertinya dia sudah tidak mengalami kesulitan ekonomi lagi seperti dulu.
Alhamdulillah...
MEMETIK
PELAJARAN
Dari
kisah pemuda ini, ada dua pelajaran penting yang bisa saya petik:
1.
Ketika orang tua kita melarang untuk menikah (dalam waktu dekat), jangan
langsung kita menyerah! Tetaplah berusaha untuk meyakinkan kedua orang tua.
Gunakan pendekatan yang elegan dan bahasa yang cantik. Biasanya orang tua
melarang itu karena mereka sayang kepada kita. Mereka tidak ingin melihat kita
nanti hidup sengsara. Maka, cobalah terus meyakinkan kedua orang tua. Yakinkan
kepada mereka bahwa kita sudah sanggup untuk menikah dan memang sudah wajib
untuk menikah. Isnya Allah, orang tua yang baik tentu akan mengizinkan anaknya
untuk melakukan suatu hal yang baik. Ujung-ujungnya mereka paling akan berkata,
“Yaudah, terserah luh dah......”
2.
Jangan takut menikah hanya karena alasan ekonomi yang pas-pasan. Kalau kita
sudah merasa mampu untuk membiayai hidup dua orang (kita dan istri kita nanti),
dan kita merasa takut terjatuh pada banyak perbuatan maksiat akibat belum
menikah, maka segeralah menikah. Insya Allah, jika niat kita menikah karena
ingin menjaga kehormatan diri, Allah pasti akan menolong kita. Ingat ! Sahabat
Nabi yang tidak punya apa-apa saja, bahkan cincin besi saja dia tidak punya,
berani untuk menikah, dan Rasul pun kemudian menikahkan dia dengan mahar
hafalan al-Qur’an yang dia miliki. Mestinya mereka yang sudah punya penghasilan
(meskipun sedikit), lebih berani lagi untuk menikah!
Demikian
saja. Semoga bermanfaat.
loading...
Anda sedang membaca artikel tentang Kisah Pemuda Susah yang Ingin Menikah dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://al-syahbana.blogspot.com/2013/03/kisah-pemuda-susah-yang-ingin-menikah.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)