Info Terbaru
Loading...
22 April 2012

Bertabaruk dengan Rambut Nabi Muhammad SAW

Minggu, April 22, 2012
loading...
Hadis-hadis ini merupakan dalil yang jelas dan kuat bolehnya bertabarruk dengan peninggalan Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam hal ini tidak akan menyebabkan umat menjadi kafir, dengan alasan menjaga tauhid mereka mengharamkan bahkan mengkafirkan orang-orang yang bertabarruk dengan peninggalan Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam

Diantara hadis-hadis yang menjadi pegangan bolehnya bertabarruk dengan rambut Rasulullah s.a.w adalah :





Atinya : Berkata Imam Muslim ; Menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, menceritakan kepada kami Sofyan, Aku mendengar dari Hisyam bin Hassan, di ceritakan dari Ibnu Sirin, dari Anas bin Malik, beliau berkata : ” Manakala Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam telah melaksanakan lemparan jumrah, dan menyembelih korbannya, dan mencukur rambutnya, Si pencukur memulai dengan mencukur bahagian rambut Rasul yang sebelah kanan, kemudian Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam memanggil Abu Tholhah al-Ansori, dan Rasululllah Salallahu Alaihi Wasallam beri rambut itu kepadanya, kemudian si pencukur memegang bahagian yang kiri, Rasul berkata :” Cukurlah ” maka si pencukur pun mencukur ( Rambutnya Rasul yang bahagian kiri), Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam memberikan rambut itu kepada Tolhah, kemudian beliau berkata: ” Bagi-bagikanlah kepada orang-orang ).

Hadis ini di keluarkan juga oleh Bukhari dengan lafaz yang sedikit berbeda, di keluarkan juga oleh Abu Daud , Tirmidzi, Shohih Ibnu Hibban, Mustadrak Imam Hakim, Musnad Imam Ahmad.
- Berkata Imam Nawawi didalam mejelaskan hadis ini : 
” Sebahagian dari pengajaran yang diambil dari hadis ini adalah bertabarruk dengan rambut Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam dan boleh menyimpannya untuk bertabarruk ( Syarah Sohih Muslim : 62 / 5, Dar Hadis ).

- Berkata Muhammad Syamsul Haq al-Azhim Abadi : ” Berkata Syaukani : ” Pada hadis ini menyatakan di syari`atkannya bertabarruk dengan rambut orang-orang yang mulia dan seumpamanya. ( Aunul Ma`bud Syarah Sunan Abu Daud : 94 / 4 )

- Berkata Imam Mubarakfuri : “Hadis ini menunjukkan disyari`atkannya bertabaruk dengan rambut orang-orang yang mulia dan seumpamanya ” ( Tuhfatu al-Ahwadzi Bi Syarhi Jami at-Tirmidzi : 347 / 3 , Dar Hadis ).

Dari hadis ini sangat jelas sekali bahwa Rasul sendiri yang menyuruh kepada Abu Tolhah untuk membagi-bagikan rambutnya, apa yang di takutkan oleh golongan wahabi dari kesyirikkan bertabarruk tidak ditakuti oleh Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bahkan Rasulullah menyuruh Abu Tolhah untuk membagi-bagikan rambutnya kepada umat islam ketika itu, kenapa golongan wahabi lebih takut dari pada Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, dengan mengatas namakan Syaddu Dzara-`i` mereka mengkafirkan umat Nabi Muhammad, andaikan tabarruk itu haram dan syirik, maka Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam tidak akan menyuruh untuk membagi-bagikan rambutnya.

Berkata Imam Badar al-Aini : Ummu Salamah memiliki beberapa rambut Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam yang di masukkan didalam tempat yang khusus, jika orang-orang sakit maka mereka bertabarruk dengan rambut tersebut dan mereka berobat dengan keberkatannya, mereka masukkan rambut itu kedalam cawan yang berisi air kemudian mereka minum air tersebut, maka mereka pun sembuh dari penyakit, demikian juga dilakukan oleh keluarga Usman bin Affan, mereka letakkan rambut Rasulullah kedalam cawan perak maka mereka minum airnya, dan mereka pun sembuh dari penyakit ( Umdatul Qari Syarah Sohih Bukhari : 49 / 22 ).

Demikian juga Khalid bin Walid bertabaruk dengan rambutnya Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam ketika turun didalam peperangan, suatu ketika Khalid mencari sesuatu di tanah, sementara musuh sudah menyerang tentera umat islam, bertanya seorang sahabat : Apa yang kamu cari-cari? sementara musuh telah menyerang, Khalid berkata : ” Aku mencari rambut Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam yang terjatuh dari serbanku, rambut tersebut selalu ku bawa didalam perperangan sehingga Allah memberikan kemenangan kepada umat islam.

Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hanbal : ” Aku melihat ayahku ( Ahmad bin Hanbal mengambil bebarapa rambut Nabi Salallahu Alaihi Wasallam, kemudian dia letakkan ke hidungnya dan diciumnya, dan aku juga melihat beliau letakkan ke matanya, dan beliau celupkan kedalam air, dan kemudian dia minum untuk menjadi obat ( Siyar A`lami an-Nubala` :121 / 11 ).

Dari riwayat-riwayat diatas jelaslah bahwa bertabarruk itu diperbolehkan syari`at islamiyyah.
Rambut-rambut Rasul sampai saat ini masih ada tersimpan baik di berbagai tempat, diantaranya di Turki, di Masjid Sayydina Husein dan Masjid Sidi Ahmad Badawi Mesir.

Selain Rambut Rasulullah juga memberikan potongan kuku, di riwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad-nya bahwa Nabi memotong kuku-kukunya dan membagikannya di antara manusia. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad Bin Hanbal dengan sanad yang para perawinya adalah para perawi sahih seperti ditegaskan oleh al Hafizh al Haytsami.

Dalam hadist-hadist tersebut terdapat penjelasan tentang Tabaruk (mencari berkah) dengan peninggalan-peninggalan Rasulullah , Rasulullah membagi-bagikan rambutnya kepada para sahabat agar mereka bertabaruk dengannya serta memohon kepada Allah dan bertaqarub kepada Nya dengan sesuatu dari diri beliau. Beliau membagi-bagikannya agar menjadi berkah yang terus ada dan sebagai kenangan bagi mereka. Dari sinilah kemudian orang-orang yang dimuliakan Alloh dalam kehidupan mereka mengikut apa yang dilakukan para sahabat dalam mencari berkah dengan peninggalan-peninggalan Rosululloh. Para sahabat juga bertabaruk dengan jubah Nabi.

Imam Muslim dalam Shahih-nya meriwayatkan dari budak Asma’ binti Abi Bakr, ia berkata: “Asma’ binti Abu Bakar mengeluarkan jubah –dengan motif—thayalisi dan kasrawani (semacam jubah kaisar) berkerah sutra yang kedua lobangnya tertutup. Asma’ berkata “ini adalah jubah Rasululloh, semula berada di tangan’Aisyah, ketika ia wafat aku mengambilnya. Dahulu jubah ini di pakai Rosululloh, oleh karenanya kita mencucinya agar diambil berkahnya sebagai obat bagi orang-orang yang sakit” .

dalam rawayat lain: “Kita mencuci (mencelupkan)-nya di air dan air tersebut menjadi obat bagi orang yang sakit di antara kita”.

~Para sahabat dan tabi’in bertabaruk dengan bekas tempat telapak tangan Nabi. Dari Hanzhalah bin Hadzsyam berkata: “Aku mengikuti rombongan bersama kakekku Hadzsyam menuju Rasulullah, Hadzsyam berkata kepada Rosululloh: “Ya Rosulullah, aku memiliki beberapa anak laki-laki yang sudah besar dan ini yang paling kecil di antara mereka”. Kemudian Rasulullah mendekatkanku kepadanya, lalu beliau mengusap kepalaku seraya berkata:
“semoga Allah memberkatimu”. Adz-Dzayyal berkata: “Aku melihat Hanzhalah didatangi orang yang bengkak di wajahnya atau orang yang membawa kambing yang bengkak susunya", 

kemudian Hanzhalah berucap: “dengan nama Allah dengan berkah tempat usapan telapak tangan Rosululloh” kemudian ia mengusapnya hingga hilanglah bengkaknya. Demikian diriwayatkan ath Thabrani al Mu’jam al Awsat dan al Mu’jam al Kabir, juga diriwayatkan oleh imam ahmad dalam hadist yang panjang yang semua perawinya tsiqat (terpercaya) seperti di tegaskan oleh al Hafizh al Haytsami.
loading...

1 comments:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
• Gunakanlah bahasa yang sopan dalam berkomentar
• Dilarang melakukan SPAM
• Dilarang menggunakan link
• Dilarang promosi dalam kotak komentar (jika ingin memasang iklan silahkan hubungi kami)

 
Toggle Footer